Sanaa: Kondisi Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh dikabarkan membaik setelah menjalani operasi untuk mengeluarkan serpihan roket di dadanya. Menurut sumber resmi pemerintah Arab Saudi, Presiden Saleh menjalani dua kali pembedahan pada Minggu (5/6) dan kini Saleh memasuki masa pemulihan.
Belum jelas apakah Saleh akan kembali ke Yaman atau tidak. Deputi Menteri Informasi Yaman Abdu al-Janadi mengatakan Saleh akan kembali ke Yaman.
"Presiden Saleh dalam kondisi sehat. Dia akan menyerahkan kekuasaannya suatu hari, namun harus lewat cara konstitusional," kata al-Janadi.
Namun, laporan BBC dari Timur Tengah menyebutkan pemerintah Arab Saudi tampaknya tak akan mengizinkan Saleh untuk kembali ke Yaman.
Saat ini, Wakil Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi menggantikan posisi Saleh untuk sementara. Selain itu, Mansour Hadi juga memegang kendali militer.
Mansour Hadi, menurut kantor berita Yaman Saba, telah melakukan pertemuan dengan Duta Besar AS Gerald Michael Feierstein. Pertemuan ini untuk mendiskusikan pentingnya kerja sama dengan kelompok oposisi.
Meski demikian, kekuasaan Mansour Hadi sangat terbatas mengingat putra Presiden Saleh dan sejumlah anggota keluarganya masih menguasai unit-unit pasukan kunci di tubuh militer.
Sehingga, perjanjian damai antara pemerintah dan oposisi yang dijadwalkan dilangsungkan Senin (6/6) ini akan tertunda.
Presiden Saleh terpaksa meninggalkan Yaman menuju Arab Saudi setelah sebuah serangan terhadap istana kepresidenan pada Jumat lalu melukai dirinya dan sejumlah pejabat tinggi Yaman.
Kepergian Saleh beserta keluarga dan beberapa pejabat tinggi Yaman itu disambut gembira rakyat dan dianggap sebagai sebuah kemenangan.
Rakyat Yaman berkumpul, menari dan menyanyi merayakan kepergian Saleh di Lapangan Universitas Sanaa yang selama ini menjadi pusat aksi unjuk rasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar