HEADLINE NEWS

Sabtu, 02 Juli 2011

Perjuangan Nasima, Putri Rumah Bordil

New Delhi: Dulu, ia harus berusaha keras menyembunyikan latar belakangnya, yang bagi sebagian orang adalah aib, demi bisa mendapatkan pendidikan di sekolah. Kini, dengan kepala tegak, Nasima menyebut dengan lantang identitasnya: “Aku Nasima, putri rumah bordil.”

Nasima, kini 32 tahun, menghabiskan hampir seluruh hidupnya di kompleks prostitusi Chaturbhuj-sthan yang diyakini para sejarahwan sudah ada sejak era Moghul--di mana prostitusi telah menjadi seperti tradisi, diturunkan dari generasi ke generasi. Pernah terjebak di dalamnya, Nasima justru lalu menjelma sebagai penyelamat.

Seperti dimuat Al Jazeera, 29 Juni 2011, seorang pembuat film India, Gautam Singh, menceritakan pertemuannya dengan Nasima--yang lalu mengilhaminya membuat film dokumenter berjudul "Daughters of The Brothels". Perjumpaan itu diawali dari ketertarikan Singh pada majalah setebal 32 halaman, Jugnu, yang diterbitkan sebulan sekali oleh pekerja seks di lokalisasi Chaturbhuj-sthan di Bihar, dekat perbatasan dengan Nepal, selama 10 tahun terakhir.

“Penasaran, saya menghubungi majalah itu dan mendapatkan informasi tentang sosok wanita luar biasa di belakangnya,” kata Singh.

Majalah itu didirikan seorang bernama Nasima, yang lahir di dalam kompleks Chaturbhuj-sthan. Tak pernah mengenal ayahnya, ditinggalkan ibunya, Nasima dibesarkan oleh seorang wanita yang dia sebut 'nenek'--meski sama sekali tak ada hubungan darah dengannya. Sang Nenek menyisihkan hasil dia menjual tubuhnya untuk menyekolahkan cucu angkatnya itu. Nasima pun menjadi gadis pertama di komplek pelacuran itu yang mengenyam pendidikan, dalam kurun waktu 300 tahun.

Ketika kembali ke Chaturbhuj-sthan, Nasima tak lagi menjajakan diri. Dengan bantuan sebuah bank lokal, ia mendirikan industri kecil di dalam rumah bordil--pembuatan lilin, bindi, korek api, dan dupa. Dia menawarkan alternatif pekerjaan selain melacur. Dia juga membujuk para pekerja seks untuk menyekolahkan anak mereka. “Sekarang hampir setiap anak di Chaturbhuj-sthan memperoleh pendidikan,” kata Singh.

Lebih dari 50 mantan pelacur sekarang bekerja dengan Nasima--yang mengajari mereka bagaimana membaca dan menulis. Mereka bersama lalu menerbitkan majalah. Tak hanya itu, kelompok Nasima juga berjuang melawan perdagangan perempuan, terutama gadis-gadis malang dari Nepal dan Bangladesh. Pada tahun 2010 mereka berhasil mengirim pulang 20 korban anak perempuan dengan selamat.

Tentu saja, ini bukan pekerjaan mudah. Nasima dan kawan-kawannya harus berhadapan dengan kepala rumah bordil yang terancam bangkrut gara-gara aksinya itu. Preman pun dikirim untuk memukuli dan melecehkan kelompok Nasima. Mucikari, polisi, termasuk tokoh agama, masuk dalam daftar orang-orang yang harus diwaspadai Nasima.

Kagum akan sepak terjang Nasima, Singh memutuskan untuk membuat film dokumenter. Dia pun membentuk sebuah kru berjumlah kecil, dilengkapi kamera ringan agar bisa kucing-kucingan dengan preman.

Dari kelompok Nasima, kru mendengar kisah tragis Boha Tola, daerah lampu merah di Sitamarhi yang sengaja dibakar. Sumber tidak resmi mengatakan setidaknya 100 wanita, pria dan anak-anak hilang, mungkin hangus terbakar.

Dari situ muncul berbagai cerita mengerikan, bagaimana warga dilempar hidup-hidup ke api yang berkobar, termasuk serangkaian kekerasan seksual. Mereka memang tidak pernah resmi terdaftar sebagai penduduk, tapi tidak ada upaya dilakukan untuk mencari tahu apa yang terjadi pada mereka. Beberapa perempuan dari Chaturbhuj-sthan melakukan mogok makan untuk menunjukkan solidaritas mereka. Namun para demonstran justru dilempar ke penjara.

Sepak terjang Nasima juga pernah dimuat Indian express.com, saat ia meyakinkan pejabat, polisi, dan para pemuka agama bahwa program rehabilitasi ala pemerintah tak akan efektif melawan prostitusi. Solusi jitu, menurut dia, adalah dengan menyejahterakan mereka. Di depan para pejabat ia mengungkapkan, para PSK dipaksa membayar suap ke anggota polisi sebesar 2.000 hingga 3.000 rupee. Atass jasanya, kini setiap rumah memiliki telepon pejabat polisi yang siap menerima pengaduan kapanpun.

Nasima juga membuka lembaga pendidikan di rumahnya di Jalan Shukla, di tengah kawasan prostitusi. Ini pendidikan persiapan selama enam bulan yang memungkinkan murid putus sekolah untuk melanjutkan pendidikan ke akademi. Nasima pun ikut kursus ini.

Perempuan luar biasa ini juga meyakinkan perusahaan asuransi untuk menyediakan skema asuransi dengan premi minimum. Besarnya hanya 25 rupee per minggu.

Saat berencana menikah, Nasima mengundang kekasih dan keluarganya ke Chaturbhuj-sthan--agar mengetahui dengan jelas asal-usulnya. Ternyata, tak ada satupun pihak yang keberatan. "Aku tak pernah menyesali identitas dan masa laluku," katanya.
Selengkapnya...

Selasa, 28 Juni 2011

Pengadilan Internasioanal Perintahkan Penangkapan Khadafi

Den Haag: Hakim Pengadilan Kejahatan Perang Senin (27/6/2011), mengeluarkan surat perintah penangkapan bagi pemimpin Libya Muammar Khadafi dan dua orang dekatnya. Khadafi Cs, dituding melakukan kejahatan kemanusiaan terhadap penentang rezimnya. Demikian dikutip AFP dari seorang hakim.

"Dengan ini mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Muammar Gaddafi," kata Hakim Sanji Mmasenono Monageng dalam sidang di Pengadilan Pidana Internasional Den Haag.

Keputusan pengadilan internasional in turun pada hari ke-100 operasi NATO di Libya, dengan serangan udara yang kian menghimpit dan menyudutkan lokasi persembunyian pimpinan Libya.

Sementara itu, Kepala Jaksa Penuntut ICC Luis Moreno-Ocampo telah meminta surat perintah penangkapan Khadafi (69) anaknya Seif al-Islam (39) dan kepala intelijen Libya, Abdullah al-Senussi (62) atas tuduhan melakukan pembunuhan dan penganiayaan sejak pertengahan Februari, ketika pemberontakan berdarah dimulai.

“Ketiganya didakwa atas peran mereka dalam menekan pemberontakan, di mana warga sipil dibunuh dan dianiaya oleh pasukan Libya, terutama di Tripoli, Benghazi dan Misrata,” tegas JPU ini.

Sejauh ini ribuan orang tewas dalam pertempuran, sementara sekitar 650.000 lainnya melarikan diri dari negaranya. Versi lain, menurut PBB, menunjukkan 243.000 warga Libya telah mengungsi. Pada hari Minggu (26/6/2011), Moreno-Ocampo mengatakan kejahatan perang di Libya tidak akan berhenti sampai Khadafi ditangkap.

"Kejahatan terus akan berlangsung di Libya. Untuk menghentikan kejahatan dan melindungi warga sipil di Libya, Khadafi harus ditahan," katanya dalam sebuah pernyataan.

Investigasi Moreno-Ocampo merujuk pada data Dewan Keamanan PBB mengenai konflik Libya pada tanggal 26 Februari. Kantor kejaksaan meluncurkan penyelidikan lima hari kemudian. Pada tanggal 16 Mei, Moreno-Ocampo meminta pengadilan untuk mengeluarkan surat perintah penangkapan.
Selengkapnya...

Pejabat Palestina Mulai Tur Dunia Galang Pengakuan PBB

Ramallah: Palestina akan mengencangkan upaya diplomasi ke seluruh dunia untuk memastikan dukungan bagi pengakuan Palestina sebagai negara merdeka pada Sidang Majelis Umum PBB September mendatang.

Hana Amireh, anggota Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), menyatakan, Senin (27/6), para pejabat Palestina akan segera berkeliling dunia, termasuk ke Kanada, Australia, Selandia Baru, dan India, dalam rangka memastikan dukungan.

Minggu (26/6), Otoritas Palestina akhirnya memutuskan melanjutkan upaya mendapatkan pengakuan dari PBB bagi berdirinya negara Palestina di Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Jerusalem Timur. Pengakuan dari Majelis Umum diperkirakan akan dengan mudah didapatkan dan merupakan pukulan telak bagi Israel dan Amerika Serikat secara diplomasi. Namun, semua harus mendapat persetujuan Dewan Keamanan. Di sinilah, veto AS akan menentukan.

Presiden AS Barack Obama jauh-jauh hari telah mengingatkan agar Palestina mengurungkan niat mengajukan pengakuan Majelis Umum, dengan menyatakan hal itu sia-sia. Namun, agaknya Otoritas Palestina tak punya pilihan lain dengan makin jauhnya Israel dari niat bernegosiasi.
Selengkapnya...

Janda Pemimpin Al Qaida Irak Dijatuhi Hukuman 20 Tahun Penjara

Baghdad: Seorang janda dari pemimpin Al Qaida di Irak, Abu Ayyub al-Masri, bernama Hasna Ali dihukum penjara selama 20 tahun karena dituduh terlibat terorisme. Demikian diberitakan CNN, Senin (27/6/2011).

Abu Ayyub al-Masri, satu dari dua pemimpin tinggi Al Qaida yang tewas dalam operasi gabungan Irak-Amerika Serikat (AS) pada April 2010. Al Masri adalah pemimpin militer Al Qaida di Irak.

Juru Bicara Pengadilan Tinggi Irak Abdul Sattar al-Berqdar mengatakan jika Hasna Ali, yang aslinya dari Yaman, dijatuhi hukuman di sebuah pengadilan di Irak.

Abu Ayyub al-Masri adalah pemimpin militer di Al Qaida di Irak Ia tewas bersama Abu Omar al-Baghdadi yang merupakan pemimpin Islamic State of Iraq, sebuah payung kelompok dan tergabung dengan Al Qaida di Irak.

Keduanya sudah tewas sekitar setahun lalu, komandan pasukan Irak-AS saat itu, Jenderal Raymond Odierno, menyebutkan sebagai sesuatu yang potensial dan merusak Al Qaida di Irak.
Selengkapnya...

Wow, Jaket Michael Jackson Laku Rp15 miiar

California: Jaket kulit berwarna hitam dan merah yang digunakan bintang pop Michael Jackson dalam video klip Thriller laku US$1,8 juta atau sekitar Rp15 miliar, Minggu (26/6/2011).

Pada dekade 1980-an jaket itu dikopi dan kemudian laku keras saat dijual kepada para penggemar Jackson.

"Jaket berwarna merah dan hitam itu menjadi sangat identik dengan video Jackson. Bahkan dia terus mengenakan jaket yang sama saat menampilkan Thriller di sepanjang karirnya," tambah Julien.

Jaket yang dilelang ini merupakan salah satu jaket yang dikenakannya dalam video klip itu. Satu jaket lainnya kini disimpan di museum Riock and Roll Hall of Fame di Cleveland, Ohio.

Sebagian hasil dari lelang ini akan disumbangkan ke Shambala Preserve, California tempat dua harimau Bengal milik Jacko, Thriller dan Sabu kini tinggal.

Keduanya dipindahkan ke tempat itu pada 2006 ketika Jackson meninggalkan kediamannya, Neverland Ranch.

Sejauh ini rumah lelang Julien di Beverly Hills tidak memberikan informasi rinci soal pembeli jaket kulit itu.

Sehari sebelum lelang ini digelar, ratusan penggemar Michael Jackson memperingati dua tahun kematian sang raja pop dalam usia 50 tahun.

Jackson meninggal karena overdosis obat penenang pada saat dia mempersiapkan konsernya di London.
Selengkapnya...